Pages

Kamis, 07 Maret 2013

Sejarah wisata alam

Pantai Panjang
Tidak seperti lazimnya penggambaran pantai selama ini yang
selalu dilukiskan banyak pohon kelapa, di tepi pantai panjang justru tumbuh
berjajar pohon cemara. Penduduk setempat menyebutnya pohon ru. Tingginya bisa mencapai sekitar 30 meter, berjajar dengan rapi.
Di beberapa tempat masih ada pohon baru yang sengaja ditanam untuk menambah
pohon yang ada. Jajaran ratusan pohon cemara di tepi pantai itu menambah
keindahan kawasan sepanjang sekitar tujuh kilometer di Kota Bengkulu ini, di
sepanjang pantai juga ada jalan beraspal sepanjang tujuh kilometer, dan berada
di bawah kerimbunan pohon-pohon cemara tersebut.
Pantai ini telah di kenal dengan nama Pantai Panjang dan
Pantai Nala. Letak pantai ini hanya sekitar 4 km dari pusat Kota Bengkulu dan
mudah dicapai dengan kendaraan umum. Di sekitar lokasi ini juga telah ada
pondok-pondok istirahat (shelter, rumah makan, cottages, tempat hiburan, dan hotel berbintang). Keunikan pantai
ini adalah panorama alamnya yang elok dan didukung dengan pasir pantai putih
dan bersih terhampar sepanjang 7 km, serta ditumbuhi oleh pohon cemara pantai
di sepanjang bibir pantai. Di lokasi pantai ini juga sudah dilengkapi dengan
berbagai macam sarana  dan prasarana
pendukung pariwisata, seperti jalan aspal yang bisa dilewati kendaraan, aliran
listrik dan lain-lain yang sangat cocok untuk rekreasi.
Pantai panjang hanyalah salah satu dari sejumlah andalan
untuk pembangunan pariwisata Bengkulu. Selain ini, tempat lain yang menyajikan
keindahan alam antara lain Pulau Tikus, Pantai Tapak Padri, Pantai Pasir Putih
di dekat pelabuhan Samudera Pulau Baai, dan Danau Dendam Tak Sudah.
Danau Dendam Tak
Sudah surga bagi flora langka.

Selintas nama danau ini memang terasa aneh, menyeramkan dan
belum seakrab danau-danau besar, seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Danau
Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat dan Danau Ranau di Lampung.
Namun pesona  Danau Dendam Tak Sudah
(DDTS) di Bengkulu ini tidak kalah eksotik. Danau seluas 37,5 hektar itu
memiliki keunikan yang tidak dimiliki danau lainya. Di bawah Danau Tak Sudah,
konon terdapat gunung berapi. Danau ini juga memiliki flora unik, yakni anggrek
pensil (vanda hookeriana), yang
diyakini hanya tumbuh di kawasan ini. Flora unik lain adalah anggrek matahari,
bakung, nipas, pulai, ambacang rawa, terantang, plawi, brosong, gelam, pakis,
dan sikeduduk.
Panorama di kawasan danau juga sangat indah. Sejauh mata
memandang, Anda akan dimanjakan lanskap Bukit barisan yang membiru dan terlihat
sayup-sayup di kejauhan. Hingga kini danau tersebut juga berfungsi sebagai
daerah tangkapan air (catchment area). Kawasan ini merupakan penyuplai sebagian
besar air untuk petani di Kota Bengkulu serta penyimpan cadangan air tanah.
Di kawasan danau ini, Anda bisa menyaksikan pemandangan alam
berupa permukaan danau yang terlihat kemerahan saat tertimpa sang surya
menjelang beranjak keperaduannya. Atraksi matahari terbit disertai udara pagi
yang bersih serta semburat warna merah di permukaan danau menjelang malam
sangat ideal bila diabadikan dari lensa kamera. Keasrian danau serta lingkungan
cagar alam yang luas merupakan potensi bagi wisatawan minat khusus untuk
melakukan pendidikan dan penelitian. Di lokasi ini, Anda juga bisa menghabiskan
waktu untuk sekedar berperahu dan menggunakan rakir ke seluruh penjuru danau,
juga memancing jika Anda mempunyai hobi memancing.
Di sekitar danau, beberapa warga meneyediakan pondok-pondok
yang menawarkan berbagai jenis makanan seperti jagung bakar dan kelapa muda.
Beberapa makanan khas Bengkulu seperti perut punal, lempuk dan kue tat juga
bisa dibeli di sekitar lokasi.
Air Terjun Sembilan Tingkat
Curug (air terjun) Sembilan Tingkat masih merupakan objek
wisata andalan kabupaten Bengkulu Utara, yang juga tempat wisata yang diminati
wisatawan domestik maupun asing. Obyek wisata ini menjadi salah satu favorit
bagi para wisatawan karena memiliki kekhasan tersendiri. Keunikan air terjun
ini, yakni air yang mengalir dari atas bukit membentuk sembilan tingkatan,
sangat berbeda dengan air terjun di tempat lain yang airnya jatuh lurus dari
atas ke bawah. Menariknya lagi, dari masing-masing tingkatan itu juga membentuk
beberapa air terjun sehingga memberikan pemandangan alam yang spektakuler.
Air Terjun Sembilan Tingkat, terletak di dalam kawasan hutan
lindung yang alami, sangat cocok dikunjungi para wisatawan pencinta alam dan
senang pertulangan di alam bebas. Lokasi obyek wisata yang khas itu, berada di
Desa Padang Jaya, dengan jarak tempuh sekitar 120 km dari Bandara Fatmawati,
Kota Bengkulu.
Telat Putri Tujuh
Warna

Dari puluhan objek wisata yang ada di Propinsi Bengkulu,
Telaga Putri Tujuh Warna merupakan tempat yang paling unik sehingga dijadikan
salah satu objek wisata andalan. Keunikan dari wisata itu yakni dari tujuh telaga
yang ada warna airnya berbeda-beda, yaitu biru, merah, hitam, putih, abu-abu,
dan merah muda.
Ketujuh telaga tersebut diberi nama sesuai warnanya, yaitu
Telaga Biru, Telaga Merah, Telaga Cokelat, Telaga Hitam, Telaga Putih, Telaga
Abu-abu, serta Telaga Merah muda. Penyebab warna air yang berbeda-beda itu
karena dipengaruhi warna dasar telaga tersebut.
Telaga Putri Tujuh Warna berlokasi di Desa Rimbo Pengadang,
Air Dingin, perbatasan Kabupaten Rejang Lebong dengan Kabupaten Lebong. Luas lokasi
Telaga Putri Tujuh Warna tersebut diperkirakan mencapai 50 hektar dengan jarak
tempuh 20 km dari pusat kota Curup, ibu kota Kabupaten Rejang
Lebong, atau sekitar 120 km dari Bandara Fatmawati, Kota Bengkulu.
Wisata Sejarah dan
Budaya

Bengkulu tidak hanya mengandalkan wisata alam, tetapi juga
wisata sejarah dan wisata budaya. Diantaranya adalah rumah Fatmawati, istri mantan
Presiden RI Soekarno, dan rumah kediaman presiden Soekarno sewaktu diasingkan
Belanda di Bengkulu antara 1938 dan 1942. Kekayaan sejarah lain di Bengkulu
adalah Benteng Marlborough, yang terletak di tepi Pantai Tapak Padri dan
Monumen Parr. Benteng Marlborough merupakan bangunan kokoh peninggalan Inggris
yang di dibangun pada 1713 hingga 1719 pada masa kepemimpinan Gubernur Joseph
Collet.
Dari Atas benteng bisa dilihat bentangan Pantai Tapak Padri
hingga jauh ke tengah laut, dengan perahu-perahu nelayan yang sedang mencari
ikan atau merapat di pantai. Tak heran, benteng ini dijadikan sebuah tempat
pertahanan karena tempatnya yang strategis untuk mengawasi tempat di
sekelilingnya.
Tempat ini ramai dikunjungi pada sore hari. Anda pun bisa
menikmati matahari terbenam di horizon Pantai Tapak Padri dari atas beteng,
sambil menikmati kenangan sejarah masa lampau.
Sumber : http://kabarinews.com/wisata-alam-budaya-sejarah/31673

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Air Plane Cursors at www.totallyfreecursors.com